Selasa, 25 Juni 2019

Sebut Sistem Zonasi Bohong, Ini Tanggapan Kadisdik DKI

Batas Berita - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Ratiyono menampik tudingan orang tua wali murid yang kecewa dan menyebut Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi bohong lantaran anaknya tak bisa masuk sekolah negeri karena terkendala nilai rata - rata hasil ujian akhir.
Mantan Kadispora DKI Jakarta ini menyebut sistem zonasi ini sudah sangat adil karena tidak berpatokan hanya pada satu indikator saja. Selain berpatokan pada tempat domisili, nilai rata - rata hasil ujian akhir juga menjadi satu faktor penentu untuk masuk sekolah negeri.
"Kalau menurut saya zonasi itu sudah sangat adil, tapi tetap ada parameter lain yang menyertai. Jadi tidak bisa hanya satu syaratnya. Kalau hanya satu syarat saja atau hanya cepat-cepatan datang ke sekolah, atau hanya jarak saja justru itu tidak adil," kaa Ratiyono saat dikonfirmasi Rabu (26/6/2019).
Kemarin Selasa (25/6/201), Jelita salah satu orang tua wali memprotes keras sistem zonasi yang berlaku saat ini. Menurutnya aturan ini hanya akal - akalan pemerintah saja. Aturan ini hanya mempersulit anak - anak untuk melanjutkan pendidikan.
Secara zonasi Jelita direkokemendasikan 8 sekolah negeri untuk mendaftar anaknya di Jakarta Pusat, namun anaknya tetap mental pada sekolah - sekolah yang direkomendasikan itu lantaran nilai rata - rata anaknya di bawah angka 8.
Hal ini di ceritakan Jelita di SMP Negri 1 Jakarta Cikini Jakarta Pusat sesaat setelah mengetahui anaknya tak lolos mendaftar di sekolah tersebut.
Ratyono menyebut, bagi orang tua yang belum bisa mendaftarkan anak - anaknya di sekolah negeri bisa mendaftar di sekolah swasta karena sekolah negeri juga memilki daya tampung yang terbatas.
"Nah tetap ada kesempatan dia menimba ilmu di sekolah swasta. Karena jumlah sekolah negeri dan daya tampungnya juga kan terbatas. Nanti ketika dia diterima di swasta, coba deh belajar sungguh-sungguh biar bisa keterima di negeri pada jenjang berikutnya," ujar Ratyono.
Disdik DKI sendiri tak punya solusi bagi calon siswa baru yang tergilas di sekolah negeri. Satu - satunya jalan yang ditempuh adalah masuk ke sekolah swasta.
Ratiyono mengatakan banyak sekolah swasta di Jakarta yang punya daya saing seperti sekolah negeri dan masuk dalam kategori sekolah top.
"Yang perlu disadari oleh anak yang tidak memiliki nilai tinggi dan tidak bisa masuk ke sekolah negeri, jumlah kursi di DKI ini cukup. Artinya alternatifnya anak itu bisa melanjutkan di sekolah swasta. Nah swasta ada sama dengan Negeri dan dibawah rata-rata," tunyasnya.[]


Sumber : Akurat.co

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar